Assalamualaikum Wr. Wb

SELAMAT DATANG

ADNIN JAMILAH

I come just to be me, not to prove anything. Saya pernah jatuh, saya pernah berlari terlalu kencang, saya pernah merangkak, saya pernah terbangun lagi, saya pernah marah, saya pernah sedih, saya pernah menyesal, saya pernah merasa "buta", saya pernah merasa "tuli", namun saya yakin bahwa DIA tidak akan pernah meninggalkan saya







Jumat, 17 Desember 2010

Sebelum Aku Pergi



tersirat jelas pada lembaran masa dan waktu di benakku...

hari yang dulu biru.., kelabu hingga memutih di atas jingga kala luasnya nuansa....





ada senyum tipis pada wajah yang sedari datar mengingat semua waktu itu...

di luar hujan telah mewakilkan sebuah perasaan yang teramat dalam...





roma sedih tak menjadikan aura sendu itu melapisi dinding kemuning yang bisu...

semua masih segar seperti sedia kala...

atu bahkan bernada lebih dari satu tentang asa yang bahagia...





tempat untuk bersandarnya waktu dan keadaan hati yang kadang tak menentu...

semua terkemas apik, meskipun sederhana dalam kenangnya....

tapi mungkin tidak dalam menemani dan mengisi keksosongan hari dan hampanya...





ijinkan ku titipkan pada-Mu...

bahwasannya smua ini begitu berarti...





ijinkanlah aku perjelas garis – garis ketulusanku untuknya....

ijinkanlah semua merasa damai karena nadir memaksimalkan segala upaya...



ku mohon pada-Mu....

jangan jadikan cacat dalam paras pada ruas kanvas yg terukir jelas pada kemas utuhnya hati..

untuk dia dan mereka....





tempatkanlah kenang indah pada hati yang selalu berbunga...

atau bahkan arang ketika ia bermuram...



untuk dia dan mereka yang menjadi sebuah kenangan dan realita....









Ratih Septiana.









Siang ini hujan begitu lebat, mengiris kalbu akan hati yang mungkin akan selalu rindu pada utuhnya waktu di masa sekarang.



Banyak untaian tawa dan air mata tertumpah di sini, begitu luas alur gerak dan gerik cinta tertanam dan pupus di sini juga. Melihat canda dan binar mata yang terkadang menghapuskan jejak pilu kala luka itu begitu terasa ngilu di ulu hatiku.



Waktu mengemas sebuah kenangan menjadi hadiah yang terbaik dan terindah dalam bagian kehidupan kita. Entah dalam getir syair lagunya, atu bahkan terdengar riang merdu dalam heningnya. Laksana serpihan mutiara yang bercecer dalam hamparan hitam, dan begitulah semua perjalanan, dapat terambil hikmah dari wacana dan peristiwa yang ada di mana kita berada di dalam nya.







Untukmu yang ku sayangi karena kasih-Nya kepadaku agar membagikannya untukmu...



ada banyak hal yang mungkin tak kau tahu dariku,

betapa banyak tersimpan segala kurangku atu bhkan lebihnya kasihku yang ku kemas dalam hati yang bahkan tertuai untukmu, namun kau tak merasakan hal itu...

dan aku masih setia untuk satu jujurku yang masih tersimpan baik ,

bahwa itu demi Ridho-Nya ...

jejak – jejak langkahku kan terukir pasti bersama waktu yang ada padamu, pada KITA.







Untukmu Hati yang sempat terluka olehku,





mungkin tak pernah kau dengarkan betapa kecewanya aku membuatmu bersedih....

karena ketidak sanggupanku untuk memenuhi permintaan dan keinginanmu...

maafkanlah ….

percayalah bahwa doaku inginkan kau dapat yang lebih baik...

dari saat ini yang kau harapkan setelah berkas sinar itu kau tinggalkan atu meninggalkanmu...







Untukmu yang terukir jelas atas luka dan pedihku....



telah banyak garis hitam yang tertoreh pada putihku,

begitu acuhnya kau dengan diam dan berpura tak peduli dengan perasaanku,

ketahuilah wahai lukaku...

dalam lirihku bernyanyi untukmu...

mengalunkan nada penuh kegetiran karena ulahmu...

namun walaupun begitu,

percayalah, bahwa nurani itu tak dapat membalas segala dusta dan nestapa yang kau beri untukku,

dan semoga kan lekas sinar dan cahya itu datang menejmputmu, hingga kau abadi dalam jalan yang Dia Ridhoi...

hingga dengan itu, Tuhan lebih me-mekakan rasa dan hatimu pada smeua orang terdekatmu...









Untukmu yang ku cintai,





tak akan terlepas bayangmu dalam harapku ingin bertemu...

semua pena dan tinta hitam menari dan menyuarakan hati seorang kekasih..., yakni adalah tentangmu...

sekalipun sempat utuhku terbelah dan terpecahkan oleh sianya percaya yang ku titipkan....

dengarlah dan rasakanlah...



bahwa satu hati yang dulu itu,

masih mengenggam pada eratnya nurani...

masih jujur dengan hati yang terjaga dalam doa – doa...

dalam sujud dan rukuk penuh harap dan pinta mulia untukmu, untukku .. dan KITA.

maka biarlah pena dan tinta terus bercerita....

sampai ia lelah dan bahkan tak mampu lagi untuk menguraikan asanya...







Sebelum aku pergi,



dalam waktu yang sangat singkat ini, mungkin jarang lagi ku kan menemani hari – harimu, meski sekedar untuk bertanya dan mempedulikan suara – suara hatimu yang tengah berkemelut dengan pengertian itu.....



maafkan aku,





jujur, sangat menyedihkan bagiku, yang mungkin sebentar lagi tak dapat menemani diskusi hangat kehidupan, agama atu bahkan sekedar berita. :)



namun percayalah semua sahabatku,

Insya Allah, dengan segala keterbatasan waktu dan keadaan diriku, akan ku jadikan smua ini menjadi manfaat yang guna pada waktu dan jiwa – jiwa yang tengah hampa karena lara dan duka kita.

Aku ingin terkenang dan tertulis pada lembaran waktumu, dengan segala kesyukuran bahwa aku ada karena-Nya. Tak pernah ku maukan kau, dia dan mereka terluka karena diriku yang berbatas ini.





Kenanglah aku dalam sederhananya masa..., dan jujurmu...



Semoga niat menulis, dan anugerah Tuhan ini, dapat berkembang lebih baik, dan akan lebih kuat dalam menceritakan kesederhanaan hidup, dari perjalanan dan pengalaman, pun juga dalam perbedaan ada di sekitar kita.

Insya Allah Amin.



Sebelum aku pergi...,

ijinkan aku mengatakan “terima kasih untuk semuanya, segalanya...,” yang mungkin tak pernah kau tahu bahwa satu hal kecil dan yang sedikit itu sangat menginspirasi untuk diriku atupun dalam sisa karya sederhana ini.



Maafkan atas segala khilaf, dan salah.







Sebelum aku pergi...,



ijinkan aku berpesan...





bahwa sesungguhnya kita hanya memerlukan belajar ikhlas dan sabar untuk hidup...

semua ujian dan cobaan kadang membuat kita menyerah,

tapi harusnya kita menyadari, karena Tuhan adalah Maha Cinta....

dimana percaya kita bahwa Dia akan menempatkan kita dalam tempat dan persinggahan yang baik....





kita masih perlu banyak belajar dari segi dan sisi hisup yang sering terdengar sumbang...

dan terkesan suram...

karena kehidupan besar,

Insya Allah, kita pun memerlukan kekuatan dan kepercayaan ( iman) yg besar juga, untuk menjalani ini semua.







Semoga Tuhan selalu Memberkati,

padamu yang benar tulus menyayangi hati dan sepotong jiwa hina sepertiku karena cintamu pada-Nya..

Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar