Assalamualaikum Wr. Wb

SELAMAT DATANG

ADNIN JAMILAH

I come just to be me, not to prove anything. Saya pernah jatuh, saya pernah berlari terlalu kencang, saya pernah merangkak, saya pernah terbangun lagi, saya pernah marah, saya pernah sedih, saya pernah menyesal, saya pernah merasa "buta", saya pernah merasa "tuli", namun saya yakin bahwa DIA tidak akan pernah meninggalkan saya







Kamis, 23 Desember 2010

Waiting for Love yang kau Ingin Ni





lagi ku temukan masa itu...,
masa dimana aku dan ia bertemu.
Cinta.., mengapa aku begitu suka sekali menulis tentang hal ini?
Entahlah..., karena cinta mungkin dapat meliputi segala atas dasar dan tujuan kehidupan kita….

merekuk santun meski pilu di ujung gerbang pintu penantianku...
waktu berlalu dengan amarah yang bisu...
tak ada lagi lagu sendu atupun merdu...
hanya tergenggam erat rindu itu....


ku hanya mampu menyentuh indahmu dalam rinduku....
lantunkan syair yang tak begitu ku tahu …. apa rasa itu...
sulit, terlalu sulit untuk aku ungkapkan....
rindu itu menjadi pengindah irama kelabu di akhir bulan ini...


jika kerinduan itu indah....
maka sebatas rasa saja semua perasa itu...
tak mampu terjawab oleh masa maupun waktu yang ada bersamaku...
serabut kasih putih di hulu pemukiman akhir malam...
terdiam dan memendam...


diam laksana mutiara yang beruntun tersimpan,
adakah satu ikhlas dapat kau rasakan?
teruntukmu.. ku sisihkan... segala kerisauan
ku pupuskan segala keresahan,
ku kuatkan kepercayaan dan keyakinan...
karena semua ada karena-Nya...
adakah? masihkah? semua akan sama ….
dari awal seikat doa di depan pintu ini...
yang ku temukan dengan setangkai mawar putih...
untukku, untuk mu bahagiaku, bahagiamu,
dan KITA


dengarlah kekasihku...
sungguh aku merindukanmu.....

menunggu…, adalah hal yang membosankan. Tapi entahlah bagaiamana dengan keadaan cinta sekarang ini? Atau bahakan lebih luasnya akan sikon kehidupan yang ada. Penantian adalah hal yang tak mudah dilakukan bagi orang – orang yang tak dapat bersabar.



Iyakah? Yah tentu saja….



Namun apakah kita hanya akan menunggu dengan berdiam diri ? and did nothing? of course not the case my friend….





Orang bijak pernah memesankan pada kita…



“Bahwa dalam membangun kesabaran ada yang harus ditunggu, dan yang paling sering berhasil dalam proses menunggu adalah yang sibuk. Maka sibuk-lah dalam menunggu, karena semua orang sedang menunggu, dan yang paling akhir adalah menunggu kematian.

Maka jadilah pribadi yang sibuk dalam menunggu supaya hasil yang didapat sesuai.

Kesabaran ini tidak akan lengkap tanpa definisi berikutnya. Dalam menghadapi sebuah kesulitan, menjadikan yang tadinya sulit menjadi mudah.

Contoh sederhana, jika ada rotan dan ada akar yang lebih dahulu dipakai tentunya rotan, tetapi jika tidak ada rotan maka akarlah yang dipakai.

Ingatlah janji Tuhan “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”, tetapi kita manusiawi sekali untuk hanya memperhatikan kesulitan.

Sehingga orang yang ramah terhadap kehidupan melihat kehidupan ini seharusnya mudah, karena tidak ada niatan Tuhan menyulitkan Kita.”

Dan memang penantian tak akan terpisah dari hal yang bernama kesabaran, berikutnya kesabaran tak akan terlepas dari hati dan jiwa yang ikhlas dan tulus serta jujur menjalaninya, dengan kepenuhan niat dan kesungguhan dari kemauan yang ada

Jika menunggu adalah suatu kebosanan, bagaimana hal nya dengan tulusnya hati yang mungkin sedang kita jalani saat ini?





Bagaimana mungkin tak ada cinta yang menunggu ketika yang salah itu dan cacat itu mendapat “maaf’ dari nuranimu?



Bagaimana mungkin kita dapat bertahan untuk hidup yang kita perjuangkan saat ini, sementara hidup pun tak akan pernah berhenti sekalipun kita mematahkan hati kita sendiri dalam keterpurukan yg sedang kita hadapi sekarang ini?



Adakah benar tanpa sabar kita dapat menanti suatu hal yang “besar” dengan melakukan berbagai macam cara untuk mengenyampingkannya?







Menunggu tak akan menjadi hal yang sulit, dan menyusahkan….



Ketika hal itu dapat kita cintai dari hati, semua akan terasa begitu mudah, semua akan terasa begitu terarah, dengan percaya dan yakin yang kita letakkan di atas-Nya…



Pernahkah merasa “aneh”?





Saat kita mengeluh, dan bersedih atas hal yang tak sesuai dengan apa yang kita inginkan dan berkata

“ aku tak sanggup…” sadarkah kita?



Lihatlah dan saksikanlah…, rasakan…, sadarkah?



Bahwa ternyata kita masih bertitik tumpu pada “kebertahanan hidup maupun cinta “ yang ada bersama kita. Manusiawi memang, karena terkadnag kita pun cepat latah dengan sesuatu yang kita kira sulit, namun dalam sedihpun ternyata kita mampu bertahan. Dan mungkin itulah mengapa, manusia perlu dan butuh untuk jatuh agar ia tahu dan dapat merasa kuat setelahnya. Dan inilah mengapa Tuhan berqalam pada kitab suci-Nya menganjurkan untuk umatnya berfikir. Karena tiada satupun hal yang Tuhan berikan untuk kita merasa sulit, kecuali kita bersabar atas ujian dan cobaan yang tengah diberikan-Nya. Dan apapun yang terjadi pada akhirnya akan membuahkan suatu nasehat. ^_^ Insya Allah,







Keharmonian hidup yang seimbang tentu saja akan bertemu dengan banyak hal yang tidak sesuai atas apa yang kita inginkan, begitupun dengan Cinta. Cinta tidak akan terasa sempurna jika tanpa adanya saling mengisi antara yang kurang dan yang lebih, antaranya dengan salah dan maaf. Antara yang memberi dan yang menerima dengan tulus.





Selalu ada keindahan atas sulit yang kita temukan.



Selalu ada keanggunan ketika kita merasa sabar dan “bisa” melawati hal yang “keras” yang membuat kita terjatuh dan bahkan terluka.





Mungkin ada titik kejenuhan dalam mencintai maupun hidup atas sabar maupun dalam penantian….

Namun bagi hati yang mengerti, dia tak akan pernah berhenti untuk memberi, menginspirasi, karena tujuannya yang ikhlas, keinginannya yang tulus, dan kesetiaannya yang jujur. Masya Allah, begitu indah….





Cinta dan Hidup…



Yang tak bergerak, bukan berarti diam,

yang diam bukan berarti tidak bersikap.



Kedewasaan terletak mutlak pada "pengendalian diri" seseorang,



berfikir, berperasaan, berempati, dan bertindak.







Terdiam bukan membungkam segala silam pada asa dan rasa yang tersimpan.





Wahai kau cinta…, yang lembut pada tutur nan lakumu

Jangan hujam keindahan itu…

Ketika engkau membidik hati – hati dalam kepasrahan mereka karena kasihmu…

Hingga jatuh pada satu yang terkadang begitu tak pasti untuk kugeluti…



Cinta….

Begitu halus …mendamaikan jiwa,

Menyelimuti raut wajah dalam jantung hati merona



Selalukah begini oh cinta?

Akan kau biarkan aku meraba benih – benih kasih yang terkadang memedihkan nyata?



Sungguh kepingan rindu ini bak peluru tiada bermusuh…

Bak danawa tanpa kasatria yang tiada mampu ntuk membunuh….



Maka mengertilah…

Cintaku adalah ketika tak tersentuh namun terasa….

Cintaku adalah saat tak bersama tapi memilikinya…

Cintaku adalah tetes air mata beserta cercah bahagia…



Bahagia yang memadai setiap harapan dan sambutan hangat untuk menerima…



Cinta…,

Mungkin kan sama dengan apa yang kau rasa…

Namun sekali lagi…

Biarlah dalam hatiku…

Biarkan bersama dalam kediamanku…





Ketidak sempurnaanku karena tiada dirimu melengkapi setengah dari yg tidak terisi....



Kita adalah SATU dari setengah yg terbagi, terberai dari ringkasan jejak jalan yg terukirkan olehNYA...



Wahai pelepas dahaga membara,

...

ku tunggu segelas air cintamu bersama selimut sederhana kasih yg SEMPURNA.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar