Assalamualaikum Wr. Wb

SELAMAT DATANG

ADNIN JAMILAH

I come just to be me, not to prove anything. Saya pernah jatuh, saya pernah berlari terlalu kencang, saya pernah merangkak, saya pernah terbangun lagi, saya pernah marah, saya pernah sedih, saya pernah menyesal, saya pernah merasa "buta", saya pernah merasa "tuli", namun saya yakin bahwa DIA tidak akan pernah meninggalkan saya







Minggu, 27 Februari 2011

Aku Sembunyikan Cintaku





Aku katakan yang tak perlu di depanmu. Aku sembunyikan semua yang perlu di mataku. Di sanalah cinta bersembunyi.
(Andrei Aksana)

Aku menyembunyikan cinta, untuk tidak menyakiti hati siapapun. Aku menghaturkan cinta dalam hati, agar airmataku tersamar bukan hanya dalam hujan, namun juga dalam kemarau, dan saat suasana kering kerontang. Dan semuanya bersumber pada perasaan, karena aku bekerja dengan perasaan. Logika mampu membantuku memahami sesuatu, namun perasaanlah yang mampu mengajarkanku untuk mengerti berbagai logika. Dan aku mengingat kisah-kisah kita yang masih hangat, sehangat tanganku yang pernah memegang harapan tentang kamu. Kamu tahu? Aku berusaha mati-matian untuk melawan perasaan, untuk tidak menuruti hasrat untuk menelusuri langkah-langkah lemasmu. Aku melawan perasaan untuk tidak berusaha mengaitkan diriku dengan calon pendamping idamanku. Dan aku masih mengintip tawa kecilmu yang pernah aku dengar saat kau berada di depan pintu itu, kau memegang gagang pintunya, dan tidak berniat menoleh ke arahku. Ya, aku tahu. Aku melawan perasaan ketika tiba-tiba kamu menoleh dan mengguratkan sembilu pertanyaan. Jika saat itu keberanian datang, sudah tentu aku akan mendatangimu. Namun hanya sampai pada datang ke arahmu saja, tapi tentu tidak menyapamu, karena aku merasa tidak berhak akan hal itu. Aku malu, dan aku beranggapan banyak yang menaruh pundi-pundi kilauan pada dirimu, yang dapat saja menjadi beban tersendiri bagimu. Oleh sebab itu, aku melawan perasaanku. Walaupun perasaanku ini tulus, aku tetap melawannya. Lebih memilih mengkhianati kata hati, berdusta, dan membiarkan diri sendiri tercabik-cabik karena rongga dada terluka. Sungguh, aku tidak ada maksud untuk membiarkanku terlihat seperti orang yang pongah. Aku hanya ingin melawan perasaan, karena perasaan adalah tembok hati. Jika tembok tidak diberi semen yang kokoh, ia akan lebih cepat hancur, dan hanya tinggal menjadi puing kenangan. Terlupakan, dan orang yang memungutinya akan menaruh rasa kecut, dan menyalahkan tembok itu. Oleh sebab itu, aku melawan perasaan. Sungguh berat, namun aku tahu. Disana sudah ada yang menanti kamu, dengan membawa bekal sate ayam kesukaanmu. Sedangkan aku tidak membawa apa-apa, sama sekali kosong. Aku menemuimu dengan tangan kosong, jadi apakah pantas aku menaruh harapan yang tidak kosong? Cintaku bersembunyi untukku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar